Senin, 30 Mei 2016

Kalian adalah saudaraku!

Suatu ketika di sudut Jakarta

Cahaya mentari mulai berwarna jingga, pertanda mentari akan segera pulang ke ufuk barat. Terbenam, seakan malu akan kedatangan sang rembulan. "tin tin tin", suara klakson bersahut-sahutan. "brrm brrm", bunyi erangan torsi mesin pun ikut menyaut bersamaan seakan ada sebuah perlombaan yang sangat meriah disini, dan berubahnya lampu merah menjadi hijau di sudut jalan adalah tanda dimana perlombaan akan dimulai, lalu garis finish ialah rumah kami masing-masing. Yah ini lah Jakarta di sore hari, waktu dimana jalanan Jakarta akan disesaki oleh para pengguna kendaraan bermotor dan aku salah satu pengendara tersebut hehe. Pemandangan seperti ini sudah sering dan bahkan menjadi rutinitasku setiap harinya. Lelah sudah menjadi bagian dari kita semua para pengendara bermotor sehingga emosi pun terkadang ikut tersulut, sangat disayangkan memang jika kita terbawa emosi kala di jalan raya karena selain merugikan diri sendiri juga akan merugikan orang lain. Padahal jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, kemacetan ini adalah sarana untuk kita melatih rasa sabar, in syaa Allah. Emm semuanya memang soal sudut pandang.

Akan tetapi aku disini tidak akan menceritakan tentang kisah perjalananku tiap sore di sudut Jakarta tersebut hehe, aku disini akan sedikit menceritakan tentang perjalananku dengan saudara-saudara baru ku, kami menyebut diri kami GPS (Generasi Pejuang Surgawi)

Semua bermula ketika kita dipertemukan di kelas G SII YISC Al Azhar. Sebelumnya aku ingin bertanya kepada kalian. Apakah kalian percaya takdir? Air yang turun dari langit menuruti titah tuhannya untuk membasahi bumi sehingga hijau lah pepohonan. Dari pohon yang hijau tersebut akan tumbuh sebuah kehidupan serangga, hewan sampai berujung kepada kehidupan manusia. Ini lah yang dikatakan takdir, semua sudah tergariskan sebelum kita semua lahir. Lalu apakah pertemuan dengan kalian adalah takdirku? jika iyah, maka aku ingin tersenyum dan mengatakan terima kasih kepada tuhan karena telah mempertemukanku dengan orang-orang sebaik kalian.

Rasulullah pernah bersabda, "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Berkaca pada hadist tersebut, saudaraku. .
sebelumnya aku ingin mengatakan sebuah harapanku, aku harap kalian mengizinkanku untuk dekat dengan kalian para penjual minyak wangi. Sehingga diriku yang pandai besi ini akan terciprat wangi dari kebaikan-kebaikan kalian dan tentu aku pun akan berusaha agar kalian tidak terkena cipratan apiku si pandai besi ini. Jadi jangan menjauh dariku yah saudaraku. Karena kau tahu? sendiri itu sungguh tidak menyenangkan

Namun pada akhirnya, semua yang bermula akan berakhir dan tak terasa enam bulan sudah berlalu. Kita pun berada di penghujung pertemuan kita. Suka dan duka telah kita jalani bersama dan karakter kita pun mulai keluar dengan segala keunikannya, laksana pelangi yang indah dengan beragam warnanya begitu pun dengan kita.

Jika hidup laksana sebuah buku, maka pertemuan dengan kalian adalah salah satu bab terindah dalam buku tersebut. Maka dari itu kuucapkan terima kasih atas segala kebaikan kalian, terima kasih atas memory menyenangkan bersama kalian, dan yang terpenting terima kasih atas kesediaan menerimaku yang penuh kekurangan ini. Pesanku jika nanti kalian tiba di pintu surga terlebih dahulu lalu kalian tak mendapati diriku disana. Sekiranya tolong lah bertanya kepada malaikat Ridwan, apakah namaku tercatat disana? jika tidak ada, bolehkah kau ajukan banding kepadanya? karena kita pernah berjuang bersama bukan dalam meraih ridha Allah SWT. Mungkin kala kita berpisah dipersimpangan jalan, aku salah mengambil arah. Maka tolonglah aku saudaramu ini dan sadarkanlah aku kejalan yang benar.

To be continued. . .



Sabtu, 22 Maret 2014

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Naik turun dalam hidup ini tentunya adalah sebuah alur yang biasa dan tak usah diperdebatkan lagi. Namun lain hal nya ketika kita sendiri lah yang sedang mengalami masa-masa itu, sungguh pelik ketika kita sedang dibawah dan sungguh sombong ketika kita sedang diatas. Maka dari itu kita harus bisa mengkondisikannya. Yang ku tahu, di dalam tubuh manusia yang sangat berperan adalah hati. Jika hati mu bersih maka semua kelakuanmu pun akan bersih begitu pun sebaliknya. Namun menjaga kebersihan hati ini lah yang sulit, karena penyakit hati ada dimana-mana. Perasaan kecewa adalah salah satunya. Kecewa adalah perasaan dimana ekspetasi seseorang tidak sesuai dengan realita yang ada. Ketika kau sudah berencana lalu berusaha semaksimal mungkin dan gagal lalu kecewa menurutku itu memang suatu yang harfiah, seperti hal nya daun yang jatuh tertiup angin. Namun baru kusadari perasaan kecewa itu ternyata harus dilanjutkan menjadi kecewa yang berkualitas, karena kalau kita hanya kecewa saja yang ada hanya perasaan sakit hati. Yang saya yakini ada sebab ada akibat, perasaan kecewa pun diciptakan karena mempunyai sebab yaitu agar kita lebih menghargai hidup ini dan juga bersyukur, Hidup ini terlalu singkat jika harus dilewati oleh sebuah kesedihan juga kekecewaan.

ah daun saja tidak pernah membenci angin karena telah menjatuhkannya, karena dengan angin tersebut daun dapat terbang menikmati pepohonan nan rindang ini. Ah yah, menikmati itu kata kunci nya. Manusia terlalu pandai untuk tidak dapat menikmati segala sesuatu yang ada.


Rabu, 19 Maret 2014

Mutiara Hati

Sudah digunung, pantai kau rindukan
Tiba dipantai, gunung yang kau inginkan
Saat kemarau, kau tanya kapan hujan?
Diberi hujan, kemarau kau tanyakan

Sudah tenang dirumah, ingin pergi
Ketika pergi, kau ingin ke rumah kembali
Sudah dapat ketenangan, keramaian kau cari
Keramaian kau temukan, ketenangan kau rindu

Apa yang sebenarnya kau cari?

Belum berkeluarga ingin mencari istri atau suami
Sudah berkeluarga, mengeluh anak belum diberi
Ketika anak diberi, mengeluh lagi kurang rezeki

Ternyata sesuatu tampak indah karena belum kita miliki

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan?
Kalau yang belum ada selalu kita pikirkan. .
Sedangkan yang sudah diberi Allah swt kita abaikan. .
Bukankah telah banyak yang telah kau dapat?

Jadilah pribadi yang selalu bersyukur
Karena bersyukur akan membuatmu subur

Mungkinkah selembar daun bisa menutup bumi?
Sedangkan kau tak bisa menutup telapak tanganmu sendiri
Tetapi saat selembar daun kecil menempel di mata
Maka bumi yang luas pun seperti tertutup daun semua

Begitu juga bila hatimu ditutupi keburukan
Seolah-olah yang tak cocok denganmu selalu kejelekan
Seluruh bumi seolah tak ada kebaikan
Padahal letaknya keburukan hanya ada pada hatimu yang tertutup itu

Jangan tutup matamu dengan daun kecil
Jangan tutup hatimu dengan secuil kotoran

Syukuri nikmat Allah swt, meski terlihat mungil dimata fanamu itu
Terus istiqomah dengan sunnah maka kelak kau akan berhasil

Bila buruk hatimu, maka buruk pula akhlakmu
Bila tertutup hatimu, maka tertutuplah segala sesuatu

Syukurilah semua yang ada padamu, sebelum semuanya terlambat
Mari perbaiki diri dan mulai berhijrah kepada kebaikan

Lalu, poleslah mutiara hati kita
Mutiara yang akan selalu bersinar dikala semuanya redup

Sabtu, 15 Juni 2013

.: PEJUANG :.




Hari ini hari rabu
Hari ketiga dalam seminggu
Hari dimana kulihat asa menjadi satu

Malam ini. .
Desir angin menyambut penuh harap
Awan pun menaungi dengan sigap
Tapi, entah mengapa rembulan pun tetap terlelap
Ditutup oleh hujan yang senyap
Kulihat dari kejauhan, seseorang penuh semangat
Meski hujan mencegat

Meski tubuh sudah lelah
Meski wajah sudah lusuh
Meski pikiran sudah gerah
Engkau tetap tersenyum bahagia
Mengatur strategi, menyiapkan nasi bagi saudara-saudara kita diluar sana
Yang bagi mereka terpikirkan istirahat pun tidak

Satu pikiran mereka yakni, "i must live for my life"
Dan beribu pikiran mereka yakni, "makan ga makan asal kumpul"

Engkau pun berkorban harta, tenaga, pikiran, bahkan waktu
Oh demi masa, sesungguhnya manusia adalah makhluk yang merugi
Kala mereka tak bersyukur

Engkau, wahai pejuang
Tetaplah berjuang
Tetaplah menjadi bintang
Tetaplah. .ya tetaplah menjadi pemenang bagi jiwa-jiwa yang kesepian
Tetaplah berbagi. .
Berbagi kebahagiaan dalam @BerbagiNasiDPK


Rabu, 06 Februari 2013

PERCEPATAN, itu evaluasi terbesarnya!!

yo yo, udah lama banget emang gue ga nulis blog lagi nih. Alasannya?
klasik sih menurut gue, kalo dibilang niat ada apa ngga ada, pasti gue jawab ada. Setiap moment dan kejadian yang berkesan pasti ada niatan pingin gue tulis tapi sayangnya baru CUMA niat. klasik kan?

Nah gara-gara hal itu gue jadi banyak sekali ngelewatin banyak kesempatan. Padahal sejatinya kesempatan itu tentunya sangat langka dan ga mungkin datang untuk kedua kalinya, Penyesalan memang datang belakangan, yah benar itu adanya karena kalo datang pada awal bukan penyesalan tapi kesigapan. Pada tulisan kali ini gue pingin nulis tentang arti 'perceoatan' dalam hidup gue. Dan tulisan ini adalah bukti bahwa gue takut akan percepatan dan mencoba mengevaluasi diri, karena manusia yang hebat adalah bukan manusia yang selalu benar, tetapi manusia yang paling hebat adalah manusia yang pernah salah tetapi sadar akan kesalahannya dan tak mau mengulangi kesalahan itu!!

Hari ini, rabu tepatnya malam kamis. Gue mulai tersadar akan arti percepatan itu. Gue sadar selama ini gue terlalu meremehkan sang waktu, terlalu terlena akan berlalunya sang waktu sehingga ketika melewatinya gue ga ngerasain apa-apa, padahal sesuatu hal yang ga bisa kita beli dan peroleh kembali di dunia ini adalah 'waktu'. Sedih, muram dan durjana. Menyesal?? tiada guna. .

Santai boleh tapi ga boleh terlalu santai. Ingat segala sesuatu yang berlebihan itu ga baik. Lagi-lagi kali ini gue kecolongan gara-gara terlalu santai. Dulu gue orang yang biasa-biasa aja sampai gue ketemu seseorang yang membuat gue menjadi ekstra cepat dan melakukan segalanya dengan cepat. Akhirnya? yang gue dapat hanya waktu tetapi ga ngerasain apa-apa. Lalu gue ketemu dengan seseorang yang membuat gue menjadi ekstra santai. Hidup gue terasa damai dan tak menginginkan apa-apa. Akhirnya? yang gue dapat hanya kedamaian tetapi ga ngerasain waktu karena gue terlalu menyia-nyiakan sang waktu sampai gue pun ga bisa ngerasainnya lagi.

Sekarang gue inget teori nya bang einstein, teori yang fenomenal. Teori relativitas. To be continued. .

Minggu, 20 Januari 2013

Gadis bintang

Ketika kau tutup matamu
Bintang-bintang pun mulai menampakan sinarnya
Mungkinkah bintang malu kepadamu?
Ataukah cemburu pada parasmu?
Hanya semilir angin jawab sang bintang

Hitam, legam
Malam ini begitu suram

Ternyata dirimu masih terjaga, cepatlah tidur hey gadis

Sang bintang tetap malu dan enggan untukkmenampakan dirinya

Apakah kau ingin terus meredupkan malam ini?
Dan terdiam dalam kebisuan ini?

Hanya senyuman kecil jawaban dari eloknya paras mu
Kecil, dalam, menawan
Lesung pipitmu akhirnya berbicara